Kamis, 30 Desember 2010

cegah kanker

Nama : Tika Kristinawati
Nim : 04.06.1454
Kelas : C KP IX

SITARABIN
A.Definisi
- Nama & Struktur Kimia : 4 -amino-1-ß-D-arabinofuranosylpirimidin-2(IH)- one. C9H13N3O5
- Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih

B.Golongan/Kelas Terapi
Antineoplastik, Imunosupresan dan obat utnuk terapi paliatif

C.Nama Dagang
- Cytosar-U
- Cytarabine DBL
Sitarabin ialah suatu nukleosid sintetik yang merupakan analog pirimidin. Berbeda dengan nukleosid alami, gugus gulanya bukan ribosa atau de-oksiribosa melainkan arabinosid.

D.Indikasi
Termasuk zat paling aktif untuk leukemia, juga untuk limphoma, leukemia meningeal, dan limphoma meningeal. Sedikit digunakan untuk tumor solid.

E.Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap sitarabin maupun komponen lain dalam sediaan.

F.Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis sitarabin melalui I.V. bolus dan I.V kontinyu, berbeda-beda. Dosis bolus relatif dapat ditoleransi karena obat di metabolisme secara cepat, tetapi berhubungan dengan neurotoksisitas.
Infus kontinyu hasilnya tidak seragam pada myelosupresi. Tergantung protokol individu.
Anak-anak dan dewasa
Induksi remisi:
I.V.: 100-200 mg/m²/hari untuk 5-10 hari; siklus terapi kedua yang kedua dimulai 2-4 minggu setelah pemberian inisial terapi, bisa diminta pada sebagian pasien.
IT  : 5-75 mg/m² setiap 2-7 hari sampai SSP diketahui normal; atau berdasarkan dosis:< 1 tahun: 20 mg; 1-2 tahun : 30 mg; 2-3 tahun : 50 mg; >3 tahun : 75 mg.
Remisi pemeliharaan
I.V.: 70-200 mg/m²/hari untuk 2-5 hari dengan interval bulanan
I.M., subkutan: 1-1.5 mg/kg dosis tunggal untuk pemeliharaan pada interval 1 sampai 4 minggu.



G.Terapi dosis tinggi
Dosis setinggi 1-3 g/m² pernah digunakan untuk refraktor atau leukemia kedua atau limphoma Non-Hodgkin refraktori.Dosis 1- 3 g/m² setiap 12 jam sampai 12 dosis telah digunakan Supresi sum-sum tulang: 1.5 g/m² infus kontinyu selama 48 jam. Hemodialisis: Dosis tambahan tidak diperlukan. Peritoneal dialysis: Dosis tambahan tidak terlalu perlu.
Dosis untuk kerusakan hati: Dosis perlu di tambahkan apabila sitarabin secara parsial detoksifikasi terhadap hati.

H.Farmakologi
Distribusi
Vd: Cairan tubuh total, secara luas dan cepat sejak memasuki sel, melewati sawar darah otak dengan level cairan serebrospinal  antara 40%- 50% dari level plasma.

Metabolisme
Primer di hati, arasitidin trifosfat adalah gugus aktif , sekitar 80%-96% dosis dimetabolisme menjadi urasil arabinosa yang tidak aktif. T ½ eliminasi: Inisial: 7-20 menit, terminal: 0.5-2.6 jam.
Ekskresi: Urin (~80% sebagai metabolit) selama 24-36 jam.

I.Stabilitas Penyimpanan
Serbuk rekonstitusi : simpan vial pada serbuk pada suhu kamar 15°-30°C. Rekonstitusi dengan air bebas bakteriostatik. Larutan rekonstitusi dapat disimpan sampai 8 hari pada suhu kamar.
Larutan dalam D5W atau larutan NS stabil selama 8 hari pada suhu kamar (25°C).Larutan intratekal dalam 3-20 mL larutan Ringer laktat stabil selama 7 hari dalam suhu kamar.Larutan infus I.V standar : dosis/ 250-1000 mL D5W atau larutan NaCl.
Larutan intratekal standar : dosis/3-5 mL larutan Ringer laktat + 12 mg metotreksat +  15-50 mg hidrokortison.

J.Efek Samping
>10% Terapi toksisitas dosis tinggi
toksisitas serebral, konjungtivitas (pastikan pasien menggunakan obat tetes mata steroid selama terapi), korneal keratitis, hiperbilirubinemia, pulmonari edema, perikarditis, dan tamponade.
SSP
Seizure( ketika diberikan  IT), serebral toksisitas (ataksia, dysarthia, dan dysdiadokokinesia, tergantung dosis)
Dermatologi
Rash, oral/anal ulterasi.GI: Mual, muntah, anooreksia, stomatitis, mukositis.
Emetik potensial:
< 500 mg: Sedang lambat (10%-30%).500 mg sampai 1500 mg: Sedang tinggi (60%-90%) >1 – 1.5 g: tinggi (>90%) Waktu mual muntah: Onset: 1-3 jam; durasi: 3-8 jam.
Hematologi
Pendarahan, leukopenia, trombositopenia.
Myelosupresif
Terjadi selama minggu pertama pengobatan, selama 10-14 hari primer manifestasi sebagai granulositopenia, tetapi anemia bisa juga terjadi.
Sel darah putih
berat. Pletelet: berat, Onset: 4-7 hari. Nadir: 14-18 hari.recovery: 21-22 hari.
Hati
Disfungsi fungsi hati, jaundice sedang, peningkatan transaminase.
1% - 10% Kardiovaskular
Kardiomegali.SSP
Pusing, sakit kepala, kebingungan, neuritis, malaise.
Dermatologi
bercak-bercak pada kulit, gatal, alopesia, selulit pada lokasi suntikan.
Endokrin dan metabolic
Hiperurikemia atau asam urat neuropati.
GI: Esophagus, diare. Genitourinari
Retensi urinari. Hematologi: Anemia megaloblastik.
Hepatik
Hepatotoksisitas. Lokal: Tromboflebitis.Neuromuskular dan skeletal: Myalgia nyeri tulang, neuropati perifer.
Respiratori
Sindrom tekanan pernafasan tiba-tiba yang berkembang menjadi edem pulmonari, pneumonia.
Miscelleneous: Sepsis.
<1% (limited dan berhubungan dengan kehidupan)
Dermatolgi
Rash, kulit bersisik, bisa terjadi setelah pemberian sitarabin.
GI
Mual hebat dan muntah, mukositis, diare.
Neurologi
Toksisitas serebral: nystagmus, disarthria, dysdiadokokinasea, bicara tidak jelas.
Serebral toksisitas
Somnolence, kebingungan.Okular: Fotophobia, pendengaran terbatas, pandangan kabur, ketidaknyamanan lokal, konjungtivitas kimia.
Respiratori
Pulmonari non kardiogenik edema (onset 22-27 hari setelah penyelesaian terapi ).

K.Interaksi
Dengan Obat Lain :
Efek peningkatan/toksisitas: Zat alkilasi,radiasi dan analog purin ketika digunakan bersamaan dengan sitarabin dapat menyebabkan peningkatan efek toksis.  Metotreksat diberikan prior dengan sitarabin dapat menggantikan efikasi dan toksisitas dari sitarabin. Beberapa kombinasi (misalnya hiper CVAD) pernah didesain untuk mendapatkan keuntungan dari interaksi ini. Efek menurunkan: menurunkan efek gentamisin, flusitosin. Menurunkan absorbsi tablet digoksin oral
Dengan Makanan :  -

L.Pengaruh
Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : D
Terhadap Ibu Menyusui : Ekskresi sitarabin dalam air susu tidak diketahui, tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.
Terhadap Anak-anak :  -
Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring
-
M.Bentuk Sediaan
Vial 100 mg/ml
Vial 1 g/10 ml

N.Peringatan
FDA menyarankan untuk perhatian dalam penanganan dan disposal dari antineoplasma. Perhatian bila digunakan pada pasien dengan kerusakan ginjal dan fungsi hati

O.Mekanisme Aksi
Inhibisi DNA sintesis.Sitosin memasuki sel melalui proses carrier dan harus mengalami perubahan menjadi senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat. Sitosin adalah analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga, cara kerja utamanya adalah inhibisi DNA polimerase yang mengakibatkan penurunan sintesis dan perbaikan DNA. Tingkat toksisitasnya mempunyai korelasi linear dengan masuknya sitosin ke dalam DNA, bergabungnya DNA dengan sitosin berpengaruh terhadap aktivitas obat dan toksisitasnya.

Dalam tubuh, sitarabin diubah menjadi derivat nukleosid trifosfa! (araCTP) yang menghambat enzim DNA polymerase dan di-inkorporasikan ke dalam DNA, sehingga terjadi terminasi pembentukan rantai DNA. Efek in terjadi pada fase S dalam siklus sel.
Sitarabin efektif untuk induksi dari remisi leukemia mielositik akut pada orang dewasa maupun anak, dan untuk lirntoma non-Hodgkin dalam kombinasi dengan obat lain. Untuk leukemia limfositik akut pada anak, obat ini merupakan pilihan kedua.
Obat ini juga berguna dalam krisis blastik leukemia mielositik kronik. Remisi umumnya berlangsung selama 3 bulan dan bila diberikan terapi penunjang dapat berlangsung 5-8 bulan. Untuk leukemia mielositik akut biasa dikombinasi dengan doksorubisin atau daunorubisin dan tioguanid.

P.Peran dan tanggung jawab perawat
Menjaga keamanan
Menjaga keakuratan dengan menerapkan 5 R
Mengerti aksi obat dan efek sampingnya
Monitoring respon pasien
Memandirikan pasien
Riwayat pengobatan pasien



Daftar Pustaka
MIMS Indonesia, Volume 7 tahun 2006
Drug Information Handbook, 14th edition, Lexi-com
Martindale, 34th edition, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar