Kamis, 30 Desember 2010

kanker basmi

Nama : YOSEPHIN RANNY AYU SHAVIRA
Nim : 04.06.1461
Kelas : C KP IX

BLEOMISIN
A.Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia : Blemomycin sulfat
- Sifat Fisikokimia : Serbuk berwarna putih, sampai putih kekuningan, sangat larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol terhidrasi.

B.Golongan/Kelas Terapi
Antineoplastik, Imunosupresan dan obat utnuk terapi paliatif

C.Nama Dagang
Bleocin
Blenamax

D.Indikasi
Pengobatan squamous sel karsinoma, melanoma, sarkoma, testikular karsinoma, lymphoma Hodgkin dan limphona non-Hodgkin.

E.Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis maksimum kumulatif seumur hidup: 400 unit, 1 unit = 1 mg. Dapat diberikan I.M., I.V., subkutan, intracavitari. Anak-anak dan dewasa: Dosis tes untuk pasien limfoma: I.M.,I.V., Subkutan karena kemungkinan terjadi reaksi anafilaktik, < 2 unit bleomisin untuk 2 dosis pertama, monitoring tanda vital setiap 15 menit, tunggu minimum 1 jam sebelum pemberian dosis berikutnya, jika tidak ada reaksi akut, dosis regular bisa diberikan. Terapi agen tunggal: I.M./I.V./subkutan: Squamus sel karsinoma, lymphoma, testikular karsinoma: 0.25-0.5 unit/kg (10-20 unit/m²) 1-2 kali per minggu. Infus intravena kontinus: 15 unit/m² diberikan 24 jam selama 4 hari Pleural sklerosing: 60 unit sebagai obat tunggal injeksi (beberapa merekomendasikan dosis untuk geriatri 40 unit/m², maksimum 60 unit).  Dosis bisa diulang pada interval atau beberapa hari jika cairan kembali terakumulasi (dicampur dengan 50-100 ml dari D5W, NS); bisa ditambahkan lidokain 100-200 mg untuk  mengurangi ketidaknyamanan sekitar pemberian. Dosis pada kerusakan fungsi ginjal: Clcr 10-50 ml/menit: Penggunaan 75% dari dosis normal. Clcr < 10 ml/menit: Penggunaan 50% dari dosis normal. Cara Penggunaan : Pemberian I.V. harus diberikan perlahan-lahan (direkomendasikan >
10 menit)

F.Farmakologi
Absorpsi: I.M dan intrapleural: 30% sampai 50% dari konsentrasi serum; Intraperitonial dan subkutan menghasilkan konsentrasi serum setara dengan IV. Distribusi: Vd: 22L/m2, konsentrasi tertinggi di kulit, ginjal, paru, jantung, kensentrasi rendah di testes dan GI, tidak dapat melewati sawar otak.
Ikatan protein: 1%
Metabolisme: Melewati beberapa jaringan termasuk hepatik, saluran GI, kulit, pulmonari, ginjal, dan serum. T½ eliminasi: Biphasic (tergantung fungsi ginjal):
• Fungsi ginjal normal: Awal: 1-3 jam, terminal 9 jam.
• End-stage ginjal: Awal: 2 jam; terminal 30 jam
Waktu puncak, serum: I.M.: Sekitar 30 menit
Ekskresi : Urin (50%-70% sebagai zat aktif).

G.Stabilitas Penyimpanan
Serbuk yang telah direkonstitusi dalam 1-5 ml WFI stabil dalam temperatur kamar atau di lemari es selama 28 hari. Larutan infus dalam 50-1000 mL NS atau Dex 5% stabil 96 jam dalam suhu kamar atau 14 hari di lemari es. Inkompatibel dengan: Larutan asam amino,aminofilin, asam askorbat, sefazolin, cisplatin, sitarabin, furosemid, diazepam, hidrokortison, metotreksat, mitomisin, nafcillin, penicillin G. Kompatibel dengan: amikasin, siklofosfamida, deksametason, difenilhidramin, doksorubisin, fluorourasil, gentamisin, heparin, hidrokortison, mesna, fenitoin, natrium fosfat, streptomisin, tobramisin, vinblastin, vinkristin.

H.Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap bleomisin sulfat atau komponen lain dalam sediaan, penyakit pulmonari hebat, kehamilan.

I.Efek Samping
> 10%
Kardiovaskular: Fenomena Raynaud. Dermatologi: Nyeri pada lokasi tumor, plebitis. Sekitar 50% pasein mengalami eritema, indurasi, hiperkeratosis, dan pengelupasan pada kulit terutama pada bagian permukaan palmar dan plantar tangan dan kaki. Hiperpigmentasi (50%), alopesia, perubahan pada kuku juga bisa terjadi. Efek yang terjadi tergantung dosis dan bersifat reversibel jika obat dihentikan. GI: Stomatitis dan mukositis (30%), anoreksia, kehilangan berat badan. Pernafasan: Tachypenia, akut atau kronik interstitial pneumositis dan pulmonari fibrosis (5%-10%), hipoksia dan kematian (1%). Gejala meliputi batuk, sesak nafas, dan infiltrasi biletral pulmonari. Patogenisisnya tidak pasti, tetapi mungkin berhubungan dengan kerusakan pulmonary, vaskular, atau konektif jaringan.  Respons dengan terapi steroid bervariasi dan  beberapa masih kontroversial. Miscelleneous: Reaksi demam akut (25%-50%), reaksi anafilaktik dengan karakter sebagai berikut:hipotensi, bingung, demam, menggigil, dan wheezing. Onset bisa langsung atau tertunda beberapa jam.
1% - 10%:
Dermatologi: Kemerahan (8%), penipisan kulit , difusi skleroderma, onikolisis. Miscellanoues: Reaksi anafilaktik akut. < 1% (terbatas sampai  life-threatening): Angioedema, kecelakaan cerebrovaskular, hepatotoksik,  MI, mual, muntah; myelosupresif (jarang); Onset: 7 hari, nadir: 14 hari, recovery: 21 hari. J.Interaksi - Dengan Obat Lain : Peningkatan efek/toksisitas: Lomustin dapat memperparah leukopenia. Cisplatin bisa menurunkan eliminasi bleomisin. Penurunan efek : bleomisin menurunkan level plasma digoksin. Pemberian bersama dengan fenitoin menghasilkan penurunan kadar fenitoin dalam darah. - Dengan Makanan : - K.Pengaruh Terhadap Kehamilan : Faktor risiko ; D Terhadap Ibu Menyusui : Distribusi bleomisin dalam air susu tidak diketahui,bleomisin tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. Terhadap Anak-anak : - Terhadap Hasil Laboratorium : - L.Parameter Monitoring Tes fungsi paru-paru (total volume paru-paru, kapasitas total paru-paru, difusi karbonmonoksida). M.Bentuk Sediaan Injeksi, Berupa Serbuk Yang Siap Dilarutkan 15 unit/10 mL dan 30 unit N.Peringatan FDA merekomendasikan untuk prosedur  penanganan yang memadai dan pembuangan limbah antineoplastik harus diperhatikan. Kejadian pulmonari fibrosis tinggi pada pasien geriatri, pada pasien yang menerima dosis > 400 unit total, perokok dan pasien dengan terapi radiasi sebelumnya. Reaksi idiosinkratik hebat berupa: hipotensi, konfusi mental, demam, chills dan wheezing (sama dengan anafilaksis) pernah dilaporkan pada 1% pasien limfoma yang mendapat terapi dengan bleomisin. Jika reaksi ini terjadi setelah dosis pertama atau kedua, monitoring  harus lebih hati-hati. Periksa kondisi paru setiap sebelum mulai terapi . Direkomendasi untuk pemberian O2 selama operasi pada pasien yang menerima bleomisin.

O.Mekanisme Aksi
Menghambat sintesis DNA, ikatan-ikatan  DNA untuk selanjutnya terjadinya pemutusan untai tunggal dan ganda.Bleomisin merupakan sekelompok glukopeptida yang dihasilkan dan Streptomyces verticilius. Efek sitotoksiknya berdasarkan hambatan sintesis DNA. Obat ini memperlihatkan efek paliatif pada beberapa karsinoma sel skuamosa kulit, leher dan kepala (selaput lendir bukal, lidah, tonsil dan faring) serta karsinoma paru; dmk juga pd karsinoma di testis, serviks dan esofagus serta limfoma malignum.Untuk karsinoma testis, respons penyembuhan 30% dan meningkat menjadi 90% bila dikombinasi dengan vinblastin. Ditambah dengan sisplastin, remisi lengkap terjadi dan berlangsung beberapa tahun. Berbeda dengan antikanker lainnya obat in sedikit sekali menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga masih boleh digunakan walaupun ada depresi sumsum tulang atau digabung dengan obat yang menyebabkan depresi sumsum tulang untuk mendapatkan remisi.
P.Peran dan tanggung jawab perawat
Menjaga keamanan
Menjaga keakuratan dengan menerapkan 5 R
Mengerti aksi obat dan efek sampingnya
Monitoring respon pasien
Memandirikan pasien
Riwayat pengobatan pasien

Daftar Pustaka

MIMS Indonesia, Volume 7 tahun 2006
Drug Information Handbook, 14th edition, Lexi-comp

cegah kanker

Nama : Tika Kristinawati
Nim : 04.06.1454
Kelas : C KP IX

SITARABIN
A.Definisi
- Nama & Struktur Kimia : 4 -amino-1-ß-D-arabinofuranosylpirimidin-2(IH)- one. C9H13N3O5
- Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih

B.Golongan/Kelas Terapi
Antineoplastik, Imunosupresan dan obat utnuk terapi paliatif

C.Nama Dagang
- Cytosar-U
- Cytarabine DBL
Sitarabin ialah suatu nukleosid sintetik yang merupakan analog pirimidin. Berbeda dengan nukleosid alami, gugus gulanya bukan ribosa atau de-oksiribosa melainkan arabinosid.

D.Indikasi
Termasuk zat paling aktif untuk leukemia, juga untuk limphoma, leukemia meningeal, dan limphoma meningeal. Sedikit digunakan untuk tumor solid.

E.Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap sitarabin maupun komponen lain dalam sediaan.

F.Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis sitarabin melalui I.V. bolus dan I.V kontinyu, berbeda-beda. Dosis bolus relatif dapat ditoleransi karena obat di metabolisme secara cepat, tetapi berhubungan dengan neurotoksisitas.
Infus kontinyu hasilnya tidak seragam pada myelosupresi. Tergantung protokol individu.
Anak-anak dan dewasa
Induksi remisi:
I.V.: 100-200 mg/m²/hari untuk 5-10 hari; siklus terapi kedua yang kedua dimulai 2-4 minggu setelah pemberian inisial terapi, bisa diminta pada sebagian pasien.
IT  : 5-75 mg/m² setiap 2-7 hari sampai SSP diketahui normal; atau berdasarkan dosis:< 1 tahun: 20 mg; 1-2 tahun : 30 mg; 2-3 tahun : 50 mg; >3 tahun : 75 mg.
Remisi pemeliharaan
I.V.: 70-200 mg/m²/hari untuk 2-5 hari dengan interval bulanan
I.M., subkutan: 1-1.5 mg/kg dosis tunggal untuk pemeliharaan pada interval 1 sampai 4 minggu.



G.Terapi dosis tinggi
Dosis setinggi 1-3 g/m² pernah digunakan untuk refraktor atau leukemia kedua atau limphoma Non-Hodgkin refraktori.Dosis 1- 3 g/m² setiap 12 jam sampai 12 dosis telah digunakan Supresi sum-sum tulang: 1.5 g/m² infus kontinyu selama 48 jam. Hemodialisis: Dosis tambahan tidak diperlukan. Peritoneal dialysis: Dosis tambahan tidak terlalu perlu.
Dosis untuk kerusakan hati: Dosis perlu di tambahkan apabila sitarabin secara parsial detoksifikasi terhadap hati.

H.Farmakologi
Distribusi
Vd: Cairan tubuh total, secara luas dan cepat sejak memasuki sel, melewati sawar darah otak dengan level cairan serebrospinal  antara 40%- 50% dari level plasma.

Metabolisme
Primer di hati, arasitidin trifosfat adalah gugus aktif , sekitar 80%-96% dosis dimetabolisme menjadi urasil arabinosa yang tidak aktif. T ½ eliminasi: Inisial: 7-20 menit, terminal: 0.5-2.6 jam.
Ekskresi: Urin (~80% sebagai metabolit) selama 24-36 jam.

I.Stabilitas Penyimpanan
Serbuk rekonstitusi : simpan vial pada serbuk pada suhu kamar 15°-30°C. Rekonstitusi dengan air bebas bakteriostatik. Larutan rekonstitusi dapat disimpan sampai 8 hari pada suhu kamar.
Larutan dalam D5W atau larutan NS stabil selama 8 hari pada suhu kamar (25°C).Larutan intratekal dalam 3-20 mL larutan Ringer laktat stabil selama 7 hari dalam suhu kamar.Larutan infus I.V standar : dosis/ 250-1000 mL D5W atau larutan NaCl.
Larutan intratekal standar : dosis/3-5 mL larutan Ringer laktat + 12 mg metotreksat +  15-50 mg hidrokortison.

J.Efek Samping
>10% Terapi toksisitas dosis tinggi
toksisitas serebral, konjungtivitas (pastikan pasien menggunakan obat tetes mata steroid selama terapi), korneal keratitis, hiperbilirubinemia, pulmonari edema, perikarditis, dan tamponade.
SSP
Seizure( ketika diberikan  IT), serebral toksisitas (ataksia, dysarthia, dan dysdiadokokinesia, tergantung dosis)
Dermatologi
Rash, oral/anal ulterasi.GI: Mual, muntah, anooreksia, stomatitis, mukositis.
Emetik potensial:
< 500 mg: Sedang lambat (10%-30%).500 mg sampai 1500 mg: Sedang tinggi (60%-90%) >1 – 1.5 g: tinggi (>90%) Waktu mual muntah: Onset: 1-3 jam; durasi: 3-8 jam.
Hematologi
Pendarahan, leukopenia, trombositopenia.
Myelosupresif
Terjadi selama minggu pertama pengobatan, selama 10-14 hari primer manifestasi sebagai granulositopenia, tetapi anemia bisa juga terjadi.
Sel darah putih
berat. Pletelet: berat, Onset: 4-7 hari. Nadir: 14-18 hari.recovery: 21-22 hari.
Hati
Disfungsi fungsi hati, jaundice sedang, peningkatan transaminase.
1% - 10% Kardiovaskular
Kardiomegali.SSP
Pusing, sakit kepala, kebingungan, neuritis, malaise.
Dermatologi
bercak-bercak pada kulit, gatal, alopesia, selulit pada lokasi suntikan.
Endokrin dan metabolic
Hiperurikemia atau asam urat neuropati.
GI: Esophagus, diare. Genitourinari
Retensi urinari. Hematologi: Anemia megaloblastik.
Hepatik
Hepatotoksisitas. Lokal: Tromboflebitis.Neuromuskular dan skeletal: Myalgia nyeri tulang, neuropati perifer.
Respiratori
Sindrom tekanan pernafasan tiba-tiba yang berkembang menjadi edem pulmonari, pneumonia.
Miscelleneous: Sepsis.
<1% (limited dan berhubungan dengan kehidupan)
Dermatolgi
Rash, kulit bersisik, bisa terjadi setelah pemberian sitarabin.
GI
Mual hebat dan muntah, mukositis, diare.
Neurologi
Toksisitas serebral: nystagmus, disarthria, dysdiadokokinasea, bicara tidak jelas.
Serebral toksisitas
Somnolence, kebingungan.Okular: Fotophobia, pendengaran terbatas, pandangan kabur, ketidaknyamanan lokal, konjungtivitas kimia.
Respiratori
Pulmonari non kardiogenik edema (onset 22-27 hari setelah penyelesaian terapi ).

K.Interaksi
Dengan Obat Lain :
Efek peningkatan/toksisitas: Zat alkilasi,radiasi dan analog purin ketika digunakan bersamaan dengan sitarabin dapat menyebabkan peningkatan efek toksis.  Metotreksat diberikan prior dengan sitarabin dapat menggantikan efikasi dan toksisitas dari sitarabin. Beberapa kombinasi (misalnya hiper CVAD) pernah didesain untuk mendapatkan keuntungan dari interaksi ini. Efek menurunkan: menurunkan efek gentamisin, flusitosin. Menurunkan absorbsi tablet digoksin oral
Dengan Makanan :  -

L.Pengaruh
Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : D
Terhadap Ibu Menyusui : Ekskresi sitarabin dalam air susu tidak diketahui, tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.
Terhadap Anak-anak :  -
Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring
-
M.Bentuk Sediaan
Vial 100 mg/ml
Vial 1 g/10 ml

N.Peringatan
FDA menyarankan untuk perhatian dalam penanganan dan disposal dari antineoplasma. Perhatian bila digunakan pada pasien dengan kerusakan ginjal dan fungsi hati

O.Mekanisme Aksi
Inhibisi DNA sintesis.Sitosin memasuki sel melalui proses carrier dan harus mengalami perubahan menjadi senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat. Sitosin adalah analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga, cara kerja utamanya adalah inhibisi DNA polimerase yang mengakibatkan penurunan sintesis dan perbaikan DNA. Tingkat toksisitasnya mempunyai korelasi linear dengan masuknya sitosin ke dalam DNA, bergabungnya DNA dengan sitosin berpengaruh terhadap aktivitas obat dan toksisitasnya.

Dalam tubuh, sitarabin diubah menjadi derivat nukleosid trifosfa! (araCTP) yang menghambat enzim DNA polymerase dan di-inkorporasikan ke dalam DNA, sehingga terjadi terminasi pembentukan rantai DNA. Efek in terjadi pada fase S dalam siklus sel.
Sitarabin efektif untuk induksi dari remisi leukemia mielositik akut pada orang dewasa maupun anak, dan untuk lirntoma non-Hodgkin dalam kombinasi dengan obat lain. Untuk leukemia limfositik akut pada anak, obat ini merupakan pilihan kedua.
Obat ini juga berguna dalam krisis blastik leukemia mielositik kronik. Remisi umumnya berlangsung selama 3 bulan dan bila diberikan terapi penunjang dapat berlangsung 5-8 bulan. Untuk leukemia mielositik akut biasa dikombinasi dengan doksorubisin atau daunorubisin dan tioguanid.

P.Peran dan tanggung jawab perawat
Menjaga keamanan
Menjaga keakuratan dengan menerapkan 5 R
Mengerti aksi obat dan efek sampingnya
Monitoring respon pasien
Memandirikan pasien
Riwayat pengobatan pasien



Daftar Pustaka
MIMS Indonesia, Volume 7 tahun 2006
Drug Information Handbook, 14th edition, Lexi-com
Martindale, 34th edition, 2005

Rabu, 29 Desember 2010

dacarbazine injeksi (obat anti kanker)

DTIC-200 mg



 
DTIC-200 mg
 
UNTUK INJEKSI

KOMPOSISI:

Dacarbazine
200 mg per 20 botol mL

:
Farmakologi KLASIFIKASI:
A 26. Sitostatik Agen

Farmakologi AKSI:

Meskipun mekanisme yang tepat tindakan tidak diketahui, tiga hipotesis telah ditawarkan:
a) Penghambatan sintesis DNA dengan bertindak sebagai suatu analog purin.

b) Tindakan sebagai agen alkilasi.

c) Interaksi dengan kelompok SH.


INDIKASI:

Metastatic melanoma ganas.
Hal ini juga diindikasikan untuk pengobatan sarkoma metastasis dalam kombinasi dengan obat kemoterapi lain.

Hodgkin penyakit.

Selain itu DTIC-DOME telah ditunjukkan, bila digunakan dalam kombinasi dengan agen sitotoksik lain, untuk sebuah nilai pada penyakit ganas lain, termasuk karsinoma usus besar, ovarium, payudara dan paru-paru dan teratoma testis.


KONTRA-INDIKASI:

Kehamilan, menyusui dan pasien yang hipersensitif terhadap dacarbazine.

PERINGATAN:

 Ekstravasasi obat subkutan selama pemberian intravena dapat mengakibatkan kerusakan jaringan dan sakit parah.

 DOSIS DAN PETUNJUK PEMAKAIAN:
DTIC-DOME Botol 200 mg yang dilarutkan dengan 19,7 mL Air untuk Injeksi.  Solusi yang dihasilkan mengandung setara dengan 10 mg / mL dacarbazine.  Setelah solusi telah disiapkan, dosis dihitung dari solusi yang dihasilkan ditarik ke dalam jarum suntik dan disuntikkan intravena. Injeksi dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih satu menit.
 Jadwal berikut ini:
 2-4,5 mg / kg / hari selama 10 hari yang dapat diulang pada interval 3 minggu. Telah ditemukan bahwa mungkin dacarbazine sebagai berkhasiat pada dosis rendah pada dosis yang lebih tinggi. Kombinasi dari agen kemoterapi kanker telah sering menunjukkan respons perbaikan atas penggunaan agen tunggal.
. Jika diinginkan, solusi dibentuk kembali mungkin akan lebih diencerkan dengan 150-250 mL% Dekstrosa 5 untuk injeksi atau Normal Saline untuk Injection dan dikelola oleh infus selama 15-30 menit.

SOLUSI SEMUA HARUS dibentuk kembali PROTECTED DARI CAHAYA DAN DIGUNAKAN DALAM SATU JAM.
 
IDENTIFIKASI:
bubuk kristal halus Ketika dilarutkan dengan Air untuk Injeksi a-kuning pucat solusi hasil yang jelas, pH 3,0-4,0.

PRESENTASI:

Botol berisi 200 mg dacarbazine steril sebagai kue lyophilised.

PENYIMPANAN INSTRUKSI:

Simpan antara 2 ° C sampai 8 ° C. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Tanggung Jawab Perawat :
 Memberikan informasi kepada pasien mengenai pemberian obat yang telah diberikan
v
 Bertanggung jawab kepada pasien selama pemberian obat
v
 Memberikan pelayanan yang baik kepada pasien
v
 Memberikan kebutuhan dasar pada pasien
v
Ni Luh Putu Sri Evayanti
04.07.1627
B Kp VII